Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

TAWURAN

Oleh: Akidi*)

Ini cerita saat saya masih di usia Madrasah Tsanawiyah (MTS setingkat SMP).

Akidi

Kegiatan rutin di rumah. Saya bangun tidur jam 05:40 wib, langsung mandi dan sholat subuh. Selesai itu saya memakai baju seragam sekolah dan sarapan agar belajar nanti semangat. Kebiasaan saya setelah  sarapan pagi sebelum berangkat sekolah saya sikat gigi terlebih dahulu dikarenakan ketika mandi belum sikat gigi.

Setelah itu saya mengeluarkan motor dan memanaskan mesinnya terlebih dahulu. Baru setelahnya saya memakai sepatu dan  pamitan serta meminta uang jajan ke orang tua. Pada pukul 06:30 wib saya berangkat sekolah.

Ketika dalam perjalanan ke sekolah dan ada lampu merah saya berhenti karena kalau tidak nanti saya bisa kena tilang oleh polisi. Sekitar pukul 06:55 wib saya sampai di sekolah

Kegiatan saya setelah pulang sekolah sekitar jam 13.30 seperti biasa yaitu nonton tv dan makan. Sekitar pukul 15:30 saya biasanya bermain bola dengan teman-teman rumah saya. Setelah main bola saya mandi dan menunggu adzan maghrib untuk melaksanakan shalat dan mengaji. Setelah itu saya ngobrol dengan teman-teman, saling melemparkan cerita lucu.                              

Kegiatan di sekolah. Kegiatan pertama ketika sampai di sekolah ketika berpapasan dengan guru-guru saya menyapa dan salim tangan. Jika tidak ada pelajaran atau guru tidak masuk, kami tiduran di dalam kelas dan bernyanyi.

Di jam istirahat saya dan teman-teman membeli bakso dan seringkali saya disuguhi rokok oleh teman saya. Walaupun kebanyakan teman-teman saya perokok namun saya tetap berpegang teguh agar tidak merokok. Merokok menurut saya dapat merusak organ tubuh saya dan merusak uang jajan saya.

Dalam obrolan disaat jam istirahat dengan teman saya, biasanya kami mengobrol tentang kapan melakukan perjalanan dengan omprengan dan membicarakan tentang penyerangan (tawuran) ke dengan sekolah lain.

Ketika dzuhur sudah tiba waktunya saya dan teman-teman saya melakukan shalat berjamaah dan membaca surat-surat pendek di masjid sekolah. Setelah shalat saya dan teman saya melanjutkan obrolan ringan kami.

Menyusun batu di taman Sekolah Alam Wangsakerta

Tawuran. Waktu pulang sekolah tiba saya dan teman-teman saya pergi naik mobil untuk main dan mencari musuh bebuyutan sekolah kami. Dalam perjalanan itu kami bertemu dengan salah satu sekolah yang sudah lama bermusuhan dengan sekolah kami, ada salah satu teman kami yang tidak terima ketika dilihatin oleh siswa sekolah lain dan akhirnya teman saya mengejarnya dengan naik motor.

Kegiatan kejar-kejaran dengan sekolah lain itu berhenti ketika ada warga atau satpam yang membubarkan saat bentrokan terjadi. Kami kabur karena kalau tertangkap bisa jadi kami bakal dimarahin oleh guru BK (bimbingan konseling).

Dalam proses pelarian setelah bentrokan terjadi kami main ke sekolah lain. Saya memakai motor ada juga teman-teman saya yang memakai omprengan. Di saat saya dan teman-teman saya sedang nongkrong di depan sekolah lain, tiba-tiba ada yang melempari kami dengan batu akhirnya teman-teman sayapun tidak terima dan mengejar orang yang melempari kami.Pada saat kami mengejar orang tersebut di tengah jalan ada polisi, akhirnya kami memutuskan untuk memutar balik karena takut ditangkap oleh polisi.

Saat terlibat tawuran saya merasa paling berani dan gagah ketika banyak teman-teman, Namun kalau teman saya sedikit saya tidak berani menyerang. Pada saat tawuran teman saya ada yang membawa senjata seperti celurit dan samurai. Saya sendiri tidak membawa alat-alat seperti itu. Saya membawa batu bata untuk melempar ketika tawuran.

Pada pukul 13:30 kami memutuskan untuk pulang ke rumah, setelah sampai di rumah saya di tanyai oleh orang tua saya habis kemana dan saya jawab habis main ke rumah teman saya. Saya berbohong kepada orang tua saya.

Penampakan taman di Sekolah Alam Wanngsakerta karya Akidi

Berhenti tawuran. Saya bisa berhenti tawuran itu ketika saya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yakni SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan ditambah saya sudah tidak berkumpul dengan orang-orang yang seperti itu lagi.  Saya sudah sadar memikirkan masa depan. Saya juga kasihan kepada kedua orang tua saya yang telah bekerja keras demi anaknya bahagia, sementara saya seenak sendiri.[]

*) Akidi adalah remaja kampung karangdawa yang aktif ikut belajar di Sekolah Alam Wangsakerta. Setiap pulang sekolah, jika tidak ada kegiatan lain, ia selalu ke saung (sebutan untuk tempat belajar Sekolah Alam Wangsakerta. Ia menyukai tanaman, terutama bunga-bungaan dan kegiatan membuat taman bunga.


Bagikan

- Kembali ke Arsip Catatan Lapangan 2017 - 2021

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru