Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

Menjadi Bagian dari Sekolah Alam Wangsakerta

Kegiatan membaca bersama kak Choirur Rozikin setiap hari Senin di Sekolah Alam Wangsakerta

Oleh : Choirur Rozikin*)

Saya akan bercerita tentang pengalaman pertama saya terjun dalam dunia pendidikan, tepatnya ketika saya ikut dalam bagian Sekolah Alam Wangsakerta. Ini adalah pengalaman pertama saya menjadi teman sekaligus fasilitator dalam kegiatan membaca dan berdiskusi dalam sebuah lembaga. Gugup  dan selalu berfikiran apakah saya bisa melakukannya? Tentu hal itu selalu menghantui ketika awal kegiatan tersebut dimulai. Menurut saya itu adalah hal yang wajar, karena memang basis saya bukan dalam dunia pendidikan. 

Sekolah Alam Wangsakerta merupakan bagian dari Yayasan Wangsakerta, dimana Yayasan Wangsakerta memiliki tujuan yaitu “masyarakat yang cukup pangan,cukup energi, cukup informasi, mampu menentukan diri sendiri dan diridhoi oleh Allah”. Untuk mewujudkan itu semua perlu campur tangan dari semua pihak dan yang paling terpenting masyarakat itu sendiri.

Kebetulan Ketua Yayasan Wangsakerta itu dosen saya semasa kuliah dulu, yaitu Ibu Farida Mahri. Saya sering melihat status-statusnya di Facebook ataupun di story WA yang menggelitik jiwa sosial saya sebagai manusia. Itulah awal mula yang mendorong saya untuk ikut bergabung menjadi bagian dari Yayasan Wangsakerta.

Sebelum saya menjadi bagian dari Sekolah Alam Wangsakerta, saya selalu berfikir untuk diri sendiri (egois), walaupun sampai sekarang masih sepertu itu, namun setidaknya sedikit berkurang. Dulu ketika saya melakukan sesuatu maka saya harus mendapatkan sesuatu. Ya, itu adalah pemikiran yang cukup egois ketika kita menjadi manusia yang pada hakikatnya merupakan makhluk sosial.

Kebetulan saya bekerja di sebuah restaurant cepat saji. Dalam seminggu hanya memiliki waktu libur satu hari dan satu hari itu saya manfaatkan untuk kegiatan di Sekolah Alam Wangsakerta. Meskipun sehari menurut kita mungkin sepele, namun menurut teman-teman Sekolah Alam Wangsakerta itu adalah waktu yang sangat berharga.

Sebuah kebahagian muncul dalam diri saya itu ketika teman-teman Sekolah Alam Wangsakerta bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya belum bisa menjadi bisa. Salah satu contohnya seperti mereka mulai bisa mengoperasikan komputer/laptop dan berhasil membuat bahan laporan menggunakan power point. Itu adalah prestasi yang luar biasa bagi kami Sekolah Alam Wangsakerta. Mungkin itu hal biasa bagi orang lain, namun bagi kami itu menjadi awal yang bagus untuk pondasi agar kedepenannya teman-teman lebih  semangat lagi dalam belajar.

Rasa sedih muncul dalam diri saya ketika teman-teman sedang bersemangat membuat laporan power point untuk presentasi hasil riset mereka, namun komputer/laptop yang tersedia kurang mencukupi. Situasi it membuat saya sedih, untuk itu sering laptop saya tinggalkan di sana ketika  pergi bekerja, tujuannya agar dimanfaatkan teman-teman. Yang tidak kalah membuat saya sedih itu ketika hari dimana seharusnya teman-teman belajar namun mereka tidak mengikuti proses pembelajaran tersebut dikarenakan harus bekerja mencari uang untuk membantu Ibu dan Bapak mereka. Ya mau bagaimana lagi, kalau tidak bekerja mereka tidak bisa makan. Maka dari itu biasanya saya menunggu waktu luang mereka untuk menemani membaca dan berdiskusi. Kegiatan membaca dan berdiskusi ini tidak terpaut waktu yang tetap. Terkadang terbagi menjadi beberapa gelombang, ada yang di waktu siang, ada juga sore bahkan sampai malampun ada. Saya berusaha mengikuti waktu luang mereka.

Rasa senang dan sedih itulah yang membuat saya semakin ingin terus menjadi bagian dari Sekolah Alam Wangsakerta. Selain itu ketika saya bergabung dengan Sekolah Alam Wangsakerta itu membuat saya menjadi manusia yang bersosial. Saya berharap teman-teman Sekolah Alam Wangsakerta itu mampu mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain karena itu yang membuat manusia menjadi lemah.

Kegiatan saya menjadi teman membaca dan berdiskusi di Sekolah Alam Wangsakerta bertujuan agara teman-teman mampu fokus dengan apa yang mereka baca. Itu menjadi titik awal untuk membuat nalar mereka sebagai manusia jalan. Ketika kita fokus membaca teks maka tingkatan selanjutnya itu fokus terhadap keadaan sekitar dan nalar kita sebagai manusia itu mampu melihat sisi mana yang harusnya tidak terjadi dan sisi mana yang harusnya diperbaiki. Orang yang mampu membaca dan memperbaiki keadaan di sekitar menurut saya adalah orang yang berhasil menjadi manusia. Itulah tujuan dari kegiatan membaca dan berdiskusi menurut versi saya, bisa tercapai ataupun tidaknya yang terpenting jalani dulu prosesnya.

#sekolahalamwangsakerta #yayasanwangsakerta #salamliterasi

*) relawan sekolah alam wangsakerta lulusan jurusan Ekonomi Syari’ah ISIF Cirebon


Bagikan

- Kembali ke Arsip Catatan Lapangan 2017 - 2021

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru