Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

Mempelajari Tanah Berarti Mempelajari Kehidupan

Oleh: Aisyah

Wangsakerta – Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah itu sendiri merupakan sumber kehidupan yang bermanfaat bagi tanaman, menjadi penampung air dan tempat untuk semua makhluk hidup.

Sebenarnya kami pernah belajar tentang tanah, namun ada murid baru di sekolah kami (Sekolah Alam Wangsakerta) yang belum mempelajari tentang tanah dan kami murid lama juga ingin mempelajari lagi tentang tanah, supaya lebih memahami dan tidak lupa dikemudian hari. Salah satu yang kita pelajari pada hari itu adalah cara mengetahui tanah yang baik untuk ditanami dengan menggunakan Ph Meter.

Ph meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur Ph (derajat keasaman atau kebasahan). Misalnya, jarum dibawah lima biasanya terlalu basah jadi kurang bagus untuk menanam. Apabila posisi jarum panjangnya di tengah-tengah berarti itu netral, bisa di tanamin bunga, tumbuhan dan tanaman batang-batangan yang banyak air. Cara menggunakan Ph meter itu dengan  menekan tombol kemudian ditancapkan ke dalam tanah yang akan kita cek Phnya.

Pada hari Selasa 23 Juli 2019 kami murid Sekolah Alam Wangsakerta mempeljari tentang tanah difasilitasi oleh mas Karna. Setelah mas Karna menjelaskan tentang tanah dan Ph meter kami dibagi menjadi tiga kelomkpok untuk mencari tanah di sekitar sekolah kami.

Kelompok pertama ditugaskan untuk mencari tanah bekas tanaman koro, kelompok kedua ditugaskan mencari tanah disebelah pohon bambu dan kelompok ketiga ditugaskan untuk mencari  tanah di sebelah tanaman singkong. Kemudian kita cangkul tanah itu sedalam 30 cm, lalu ambil tanah tersebut untuk mengetahui tanah mana yang bagus untuk ditanami.

Hasilnya kelompok pertama tanah bekas tanaman koro itu mempunyai 5,6 Ph meter, kelompok kedua tanah di sebelah pohon bambu mempunyai  5,8 Ph meter dan kelompok tiga tanah di sebelah tanaman singkong mempunyai  5,7 Ph meter.

Dalam belajar tentang Ph meter kami pernah ragu dikarenakan angka Ph meternya sering berubah-ubah. Contohnya ada hasil tanah yang tadinya 5,8 menjadi 5,6 ketika kami bergantian menancapkannya.. Namun setelah mengetahui mengapa hasilnya berbeda-beda kami jadi tidak ragu lagi.  Berbeda-beda Ph meternya itu dikarenakan di ujung tancapnya kotor dan harus dibersihkan terlebih dahulu, supaya jarum Ph meter berjalan dan tidak berubah-ubah hasilnya.

Kemudian kita mendeteksi tanah lagi menggunakan kaca pembesar, caranya ambil tanah yang bekas tadi kita cek Ph meternya, lalu kita ambil kertas lebar untuk wadah tanah tersebut setelah itu  ambil kaca pembesar dan cari apa saja yang ada di tanah itu. Kelompok pertama menemukan biota tanah yaitu akar, semut, batu, daun, dan laba-laba. Kelompok kedua menemukan akar, kayu, daun, semut, dan bunga kurmis dan kelompok tiga menemukan akar, padi, kayu, semut, batu, laba-laba, rumput, rambut, dan arang.

Selanjutnya kita mempelajari jenis-jenis tanah yang cepat menyerap air. Caranya ambil tiga botol aqua plastik bekas untuk masing-masing kelompok. Setelah itu masing-masing botol digunting menjadi 2 bagian, bagian tutup diganti dengan kain untuk serepan airnya. Proses melakukannya yaitu ambil tanah secukupnya dan bagian botol kita satukan, penempatan botol yang ada tanahnya dibagian atas sedangkan botol yang tidak ada tanahnya kita posisikan di bawah, kemudian tuangkan air ke dalam botol tersebut.

Masing-masing kelompok itu berbeda resapan airnya, ada tanah yang cepat meresap dan ada tanah yang lama meresapnya. Hasilnya kelompok pertama tanah bekas tanaman koro itu resapan tanahnya sedang dan kalau di urutkan secara kecepatan itu menempati posisi  kedua dari tiga sempel tanah tersebut. Kelompok kedua tanah untuk tanah di dekat pohon bambu peresapannya agak lama dan kecepatannya menempati urutan ketiga dari tiga sempel tanah tadi. Sedangkan kelompok ketiga tanah sebelah singkong peresapannya cepat atau terlalu boros kalau diurutkan kecepatannya menjadi yang pertama. Dari tiga sempel tanah tersebut yang bagus untuk ditanami menurut hasil di atas yaitu tanah milik kelompok dua yang diambil dari dekat pohon bambu. Namun pada dasarnya semua tanah yang kita ambil contoh itu bagus ditanami hanya saja  penanganannya berbeda.

Itu hasil dari pembelajaran tentang tanah bersama teman-teman Sekolah Alam Wangsakerta, sekian dan terimakasih.[]


Bagikan

- Kembali ke Arsip Catatan Lapangan 2017 - 2021

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru