Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

Alhamdulillah, mulang ngaji oleh sayur.

Oleh: Abdul Muiz Ghazali

 Ramadan tahun lalu, Sekolah Alam Wangsakerta menggelar kajian fikih  di Desa Karangdawa. Gelaran kuliah Ramadan tersebut dimulai dari jam 14.00 sampai jam 16.30. Yang menjadi referensinya adalah Kitab Safinah karya Syekh Salim Ibnu Sumair Al-Hadrami.

Hingga menjelang akhir Ramadan, kitab ini belum dikaji keseluruhan. Separuh saja belum. Kompleksnya pertanyaan dan penjelasan yang menunda rampungnya kajian kitab ini. Misalnya pertanyaan tentang bab aurat.

Banyak peserta pengajian baru mengerti bahwa hukum aurat di luar dan di dalam salat itu bisa berbeda. Misalnya, jika di luar salat, tak selamanya aurat perempuan itu seluruh tubuh. Begitu juga laki-laki, jika di dalam shalat auratnya hanya antara pusar dan lutut maka di luar salat bisa berbeda.

Perbedaan aurat di luar dan di dalam salat itu didasarkan pada definisi aurat yang dipaparkan dalam kitab tersebut. Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani, aurat secara bahasa adalah sesuatu yang dianggap jelek. Sementara secara Syara’, aurat merupakan sesuatu yang tidak boleh dilihat.

“Jadi yang haram itu melihat aurat ya pak?” tanya salah satu peserta. “Ya. Karena dalam kitab ini ngomong begitu”. Lalu, “Bagaimana dengan konteks indonesia dimana banyak orang membuka aurat?”, tanya Aisyah, salah satu peserta yang paling semangat ikut pengajian. “Sama saja. Dilarang melihat.” jawabku.

Alhamdulillah, penjelasan mengenai aurat hingga pemahaman tentang otonomi tubuh, bisa terjabarkan dengan baik. Aurat tidak hanya dibahas melalui kacamata fikih semata tetapi juga menyangkut kesehatan jasmani dan isu-isu sosial.

Dan yang paling menarik dari pengajian ini adalah honornya. Tiap selesai pengajian, saya diberi sayuran organik dari kebun mereka. Pemberian mereka adalah berkat tersendiri di tengah penjajahan pupuk kimia di dunia pertanian.

Ada terong, daun singkong, kelor, ubi, cabe, bawang, dsb yang di bungkus dalam satu kantong penuh yang saya terima setiap pulang dari pengajian. Dan tentu saja semuanya organik.

Hitung-hitung uang yang harusnya dipakai belanja sayur di pasar, bisa digunakan untuk perawatan kulit di salon hahaha.


Bagikan

- Kembali ke Arsip Catatan Lapangan 2017 - 2021

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru