AKU SUKA MENANAM KANGKUNG
Oleh: Akidi
Di Sekolah Alam Wangsakerta, selain kegiatan membaca, mengaji dan lainnya anak-anak diajak menanam memanfaatkan lahan yang ada. Kami dipersilahkan memilih jenis tanaman yang mau ditanam diantaranya kangkung, sawi, bayam dan lain-lain. Benih disediakan oleh sekolah, kami tinggal mengolah lahan, memberi pupuk dan memeliharanya.
Awalnya saya bingung untuk memutuskan menanam apa. Saya tanya ke sahabat terdekat saya, Linda. “kamu mau nanam kangkung apa yang lain?”. Dia mau menanam rosela tetapi satu hari kemudian dia mengatakan kalau dia mau menanam kangkung buat masak di rumah, dan dia juga mau bagi-bagi hasil panennya untuk teman-temannya. Lalu aku langsung membuat bedengan lahan kangkung, dia menyebar benih kangkungnya. Kami saling berbagi pengetahuan dan bekerjasama mengurus tanaman kangkung.
Setelah tanaman kangkung saya berumur 4 minggu kami panen. Alhamdulillah hasilnya lumayan. Teman saya juga mau kangkungnya. Saya bilang “ambil saja, gak apa-apa”. Malam minggu kami pesta coletan (rujak) kangkung di rumah Rati, salah seorang anak SA Wangsakerta. Saya juga memberikan hasil panan kangkung saya ke Ibu di rumah, Ibu dan Kakakku juga suka kangkung.
Sebelum saya menanam kangkung saya tertarik dengan kacang panjang. Saya baca di internet kacang panjang mempunyai kandungan antioksidan, vitamin C, dan juga menguatkan kekebalan tubuh. Tanaman saya pertama ini gagal, karena salah benih, bukan benih kacang Panjang yang saya tanam tetapi benih buncis kampung yang berbulu. Kemudian diputaran musim tanam kedua saya memutuskan menanam kangkung.
Saya tertarik menanam kangkung, karena tanaman kangkung itu cepat tumbuh. Tiga hari setelah tanam dia langsung tumbuh. Setelah aku pelajari aku juga jadi tahu bahwa kangkung bermanfaat mencegah kanker. mengandung vitamin, antioksidan dan mineral.
Awalnya saya membuat dua bedengan lahan 1 x 2 meter untuk menanam kangkung. Saya hanya bisa membuat dua bedengan karena lahan terdekat dekat pusat air sudah berbagi dengan teman-temanku yang lain. Tapi saya tetap bersyukur walaupun hanya dapat dua bedengan. Setelah bedengan jadi, tanah kucangkul dan kuratakan, saya tebarkan pupuk kandang dari kotoran kambing.
Setiap pagi atau sore saya selalu menyiram. Tanaman kangkung membutuhkan air dan tanah yang gembur. Kalau saya tidak menyiramnya setiap pagi atau sore pasti tanaman kangkung bisa cepat mati atau di makan oleh hama belalang. Tiga hari sekali aku semprotkan pupuk cair organik nitrogen dan kalium, agar bertumbuhannya semakin bagus. Untuk menghalau hama, aku semprotkan pestisida bawang putih. Semua bahan-bahan tersebut kami buat sendiri di saung wangsakerta.
Walaupun setiap hari dalam dua bulan belakangan ini aku magang di bengkel motor sebagai bagian dari kewajiban belajar di sekolah formalku yakni SMK, saya tetap semangat menanam kangkung. Aku senang bisa menanam kangkung, baru pertama kali saya rasakan kebahagiaan bisa panen dan menikmati hasil tanam sendiri.[]